hujan salju

Senin, 25 Juni 2012

'..dunia abad depan..'

**

di balik hujan berlindung lah tiga orang kakak beradik di bawah gaung pohon trambesi yang amat besar..


asep,jamal dan dedi terpaksa menghentikan langkahnya karena mereka terjebak di derasnya hujan..

Petir bergemuruh di langit gelap tertutup awan..

asep berniat untuk memotong-motong hasil buruannya agar mudah di bawa pulang..


sementara dedi tampak menikmati sisa makanan bekal yang mungkin dapat meredakan rasa lapar yang tlah menyerang lambungnya..


" sial hasil buruan kita takkan cukup untuk di jual "

gumam asep sambil menyandarkan diri di pohon..

" itu pun sudah cukup,setelah hujan agak reda kita lanjutkan lagi "

jamal berusaha menenangkan..

petir yang kian menggila menyambar pohon tinggi di hadapan mereka..

dahan yang patah jatuh di semak berawa yang berlumpur..
Yang membuat segerombolan kijang berhamburan lari melewati mereka..

jamal mengambil senapannya lantas mengejar kijang-kijang itu..

Tembakan pertama jamal mengenai kijang tersebut..

dia terus mengejar kijang yang tertembak..

Jamal tak menyadari bahwa dia tlah jauh meninggalkan saudaranya..

jamal berhenti di bibir sungai yang amat jernih batu-batu putih di dasar sungai membuat keindahan sempurna sungai yang mengalirkan air dengan tenang..


jamal melihat keadaan aneh..

kijang buruannya tergelepak lemah dan di kelilingi harimau,srigala dan beruang..
Sang harimau tampak menjilati luka kijang itu..
Sementara beruang tampak dengan ganas mencakar tanah di tengah gaduhnya lolongan srigala yang tampah semakin sayu menahan pedih..


**


Asep mulai panik karena adiknya tak kunjung kembali..

Dia berniat akan menyusul jamal..
tetapi dedi menolak untuk ikut bersamanya..

rasa khawatir terus menghantuinya..

Yang terus memaksanya untuk pergi..
Ia tak mungkin diam saja sementara adiknya entah dimana dan entah apa yang akan menimpanya di tengah hutan yang sepi..

bagaimanapun ia harus pergi..


" dik..

apapun yang terjadi adik tidak boleh jauh dari sini..
jika adik merasa takut sebelum kakak kembali naiklah keatas pohon dan berteriaklah sekeras-kerasnya.."

setelah mengatakan itu asep lantas berlari mengikuti jejak jamal..


asep terus berlari tanpa henti..

Sampai ia merasa sangat lelah dan nafasnya mulai tersengal berhembus..

ia terus memburu pandangan dari sudut mata letihnya..

ia baru menyadari bahwa di depannya adalah pohon tempatnya berteduh tadi..
Padahal ia tlah berlari jauh lurus kedepan..
ia penasaran apa yang terjadi..
Kemudian ia melihat kebelakang..

di belakangnya terlihat pemandangan yang amat menakjubkan..

hamparan takjub membentang luas dengan berbagai macam buah-buahan..

asep pun memetik berbagai buah lantas memakannnya..

Karena sangking enaknya asep tak menyadari tlah berapa buah yang ia makan..
tapi anehnya ia tak merasa puas dan kenyang..

kemudian ia melihat karung lalu ingin memasukannya kedalam karung..

Namun buah yang paling ia sukai itu buahnya tinggal di bagian-bagian ujung..

tanpa berfikir panjang ia menebang pohon itu..

Setelah mengumpulkan buahnya..
asep mengangkat karungnya..
namun karung itu amat berat untuk dia angkat..
asep pun membuangnya sebagian..
lalu mengangkatnya lagi..
Tapi tak ada perubahan..
ia tetap tak mampu mengangkatnya..
Asep terus membuang isi karung sampai buah yang tersisa hanya dua buah saja..
tapi tetap tak mampu ia mengangkatnya..

ia kaget ketika ada seseorang menepuk pundaknya..

Ternyata seorang manusia tua..
berpakaian serba putih..
dengan sorban melingkar di kepalanya..
Orang itu kemudian berkata dengan lantang kepadanya..

" anda benar-benar tamak "


lalu pergi jauh dan menhilang di antara pohon-pohon yang rindang..



**


hari mulai gelap dedi mulai merasa takut di tinggal sendirian..

Melihat di sekitar tak ada juga tanda-tanda kakaknya akan kembali..

dedi kemudian berusaha memanjat pohon yang ada di dekatnya..

Setelah ia rasa cukup tinggi ia akan berteriak namun terhenti ketika melihat cahaya yang berkelip di kejauhan..

dedi pun manjat semakin tinggi..

ia semakin jelas melihat gemerlap cahaya..

" ah masa sih ada kota di dalam hutan "


ia bertanya-tanya dalam hati..

kemudian turun lalu menuju sumber cahaya yang di lihatnya..
dengan berharap menemui kakak-kakaknya disana..

sesampainya di tempat itu dedi begitu terkejut..

di sana serba canggih dan modern..
Rumah tertata rapi,gedung-gedung menjulang tinggi..

tapi disana banyak orang berjalan kaki serta memakai sepeda..

sedangkan di setiap rumah paling sedikit ada 3 mobil dan 5 sepeda motor..

dedi penasaran..

dan ingin tau apa yang dilakukan orang-orang yang di temuinya ini..

dedi lalu menghampiri seorang ibu-ibu yang hendak memasuki rumah..


" maaf buk

kalau boleh tau saya sekarang dimana
karena saya tersesat di hutan sebelah "

" hah..

hutan.."
ibu itu sedikit kaget..

" dimana ada hutan disini.. "

ibu itu melanjutkan..

dedi kebingungan karena dia baru menyadari bahwa sekarang ia berada di tengah kota yang sangat padat..


" ia sudah..

silahkan masuk..
karena sebentar lagi lampu akan mati.."
"setelah makan adik ceritakan apa yang terjadi.."


kemudian ibu dan dedi memasuki rumah yang berlantai marmer serta pernak-penik berbahan kaca..

semua begitu indah dan mewah untuk di nikmati..
baru saja akan duduk,lampu di rumah mewah itu mati..
rumah besar itu berubah gelap dan panas..

suami ibu itu lalu menyalakan penerangan

seperti lilin tapi bukan lilin karena bentuknya begitu sederhana..
Dan meletakannya di meja makan yang elegan..

putra kembar dan putri mereka siap duduk di meja makan..

lalu dedi lihat ibu itu membawakan makanan dari sebuah periuk dan sedikit sambal sebagai pasangan..

dedi merasa sangat aneh dan terus bertanya-tanya..

ia melihat di sekitar rumah penuh dengan perabotan lengkap rumah tangga..
tapi tak ada satupun yang mereka manfaatkan..

lamunan dedi terhenti ketika ibu itu memanggilnya dan mengajaknya makan bersama..


dedi semakin terkejut ketika melihat makanan yang di suguhkan..

hanya rebus ubi dan cabe yang di aduk dengan daun ubi..

dedi tak bisa menahan lagi..

ia ingin tau dan bertanya..
tapi baru mau memulai ibu itu menyuruhnya makan terlebih dahulu..

dedi terburu-buru menghabiskan makananannya..

Setelah semua ia rasa selesai ia langsung bertanya..

" apa yang terjadi disini.."

"kenapa semuanya serba aneh"

dengan tersenyum ibu itu menjawab..


" disini adalah bentuk kehidupan modern..

karena dahulu setiap hari ratusan juta kendaraan di buat di dunia sementara minyak dalam perut bumi semakin menipis sehingga kendaraan kami tak berguna.."

" lampu ini padam karena sungai sebagai tenaganya telah kotor karena sampah dan tercemari limbah menyebabkan airnya tidak lancar sehingga dayanya tidak mampu menerangi kota ini..

Semua peralatan mewah tidak bisa di manfaatkan.."


" sementara hutan terus di tebangi sampai tak ada yang tersisa..

yang membuat bumi semakin panas ditambah di semua rumah menggunakan kaca yang mebuat pembiasan cahaya sebagai effect rumah kaca lapisan ozon kian menipis.."

" makanan yang tersisa hanya ubi..

hasil dari menumbuk lantai d belakang rumah dan di gunakan sebagai kebun..
karena tidak ada tanah yang bisa di manfaatkan untuk berkebun..
manusia tidak ada yang berternak..
karena hewan punah sakit dan stress karena tidak ada lagi tempat buat mereka hidup bebas dan makanan yang cukup..
ikan-ikan semua mati karena sungai yang tercemar limbah.."

**



dedi ingin bertanya lagi..

tapi belum sempat ia bertanya ia sontak terbangun..

ketika membuka mata ia melihat kedua kakaknya duduk di samping..

ternyata mereka sama-sama bermimpi saat tertidur di rongga pohon saat hujan..

mereka saling menceritakan tentang mimpi mereka masing-masing-masing..


asep,jamal dan dedi begitu penasaran dengan keanehan mimpinya..


mereka terus berusaha memejamkan mata mereka..


sesaat jiwa mereka terasa melayang bersama alunan nafas yang mulai berkecamuk..


namun imajinasi mereka perlahan terhenti saat suara berbisik lembut di telinga mereka..


" ceritanya udahan iah"


" cape' saya ngetiknya bego"

0 komentar:

Posting Komentar